Batosai (Foto ilustrasi: iQIYI) |
Saung
BangO – Seribu kawan
terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak. Ya, itulah pepatah yang biasa
kita dengar. Maksudnya, sebagai makhluk sosial, kita membutuhkan orang lain
untuk memenuhi setiap kebutuhan. Semakin banyak kebutuhan, semakin banyak pula orang
yang harus dijadikan kawan.
Ingin makan ikan, kita harus berkawan dengan penjual
ikan. Ingin makan beras, kita harus berkawan dengan penjual beras. Ingin punya baju,
punya sepeda, naik angkot, menyekolahkan anak, mencari pekerjaan, dan... Maasya Allah...ternyata begitu banyak
kebutuhan yang menuntut kita harus berkawan.
Mengapa harus berkawan? Dengan kawan, seseorang bisa
mendapatkan kemudahan. Harga yang lebih murah? Bisa. Bahkan bisa cuma-cuma, lho.
Tentunya jika kita berkawan dengan orang yang baik, ya Sob. Kalau kawan yang
nggak baik, kelakuannya morotin doang, manfaatin kita terus, bawaannya ngajak
maksiyat melulu, tendang ke laut! Hehehe..becanda!
Tapi beneran,
lho. Dengan punya kawan yang soleh membuat hidup kita menjadi lebih tenang. Tak
heran, karena orang soleh seharusnya paham perintah Rasulullah berikut ini.
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ:
«لاَ تَحَاسَدُوا، وَلاَتَنَاجَشُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا، وَلاَ
يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخوَاناً.
المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ، وَلاَ يَخذُلُهُ، وَلَا يَكْذِبُهُ،
وَلَايَحْقِرُهُ. التَّقْوَى هَاهُنَا -وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ
مَرَّاتٍ- بِحَسْبِ امْرِىءٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ المُسْلِمَ.
كُلُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ حَرَامٌ: دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ» رَوَاهُ
مُسْلِمٌ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling tanajusy (menyakiti dalam jual-beli), janganlah saling benci, janganlah saling membelakangi (mendiamkan), dan janganlah menjual di atas jualan saudaranya. Jadilah hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara untuk muslim lainnya. Karenanya, ia tidak boleh berbuat zalim, menelantarkan, berdusta, dan menghina yang lain. Takwa itu di sini–beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali–. Cukuplah seseorang berdosa jika ia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim lainnya itu haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya’.” (HR. Muslim no. 2564)
Betul,
kan? Berteman dengan orang soleh itu menentramkan. Semakin banyak kebutuhan
hidup, semakin banyak orang soleh yang harus dijadikan kawan.
Sebaliknya,
soal musuh, nggak usah dicari-cari. Satu musuh saja sudah membuat hidup repot.
Bawaannya ribut melulu. Ya, kan?
Gara-gara satu biji, eh, satu orang, eksistensi kita di lingkungan tetangga dan
di jagat maya bisa berguncang. Mau kemana-mana bawaannya was-was melulu.
Nggak
heran kalau Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَيُّهَا
النَّاسُ لَا تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُوِّ وَسَلُوا اللَّهَ الْعَافِيَةَ
فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاصْبِرُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ ظِلَالِ
السُّيُوفِ
Musuh
nggak usah dicari-cari, nanti juga datang sendiri. Kalau sudah ketemu, hadapi
dengan kesabaran. Seperti kata pepatah, musuh
jangan dicari, ketemu jangan lari.
Contohnya
saat sahabat Rasulullah yang bernama Mushab bin Umair dihadang tokoh musyrik
Yatsrib bernama Usaid bin Hudhair. Usaid melarang Mushab untuk berdakwah. Nggak
cuma dihadang, Sob, tapi juga ditodong tombak. Tapi, dengan kesabarannya, Mushab
berhasil menundukkan hati Usaid dan membuatnya masuk Islam. Maasya Allah...
Berbeda
jauh dengan mereka yang demen banget
nyari musuh dan keributan di dunia medsos. Begitu diajak kopdar, ketemuan buat
diskusi, eeeh... banyak alasan, abis itu raib. Waduuh... Jangan kayak begini, yah. Berdiskusilah dengan baik walaupun
di medsos. Kalau nggak bisa diskusi dengan baik, mending diam aja, deh. Cukup like, share, dan komen baik-baik yang pendek aja. Itu lebih menyelamatkan.
Clear, ya? Salam! (BangO)
Komentar
Posting Komentar